Attention.........!!!!!!!!

Bagi Anggota Blog yang ingin Sign in..
Harap mengunjungi www.blogger.com..

Bagi Pengunjung Blog yang ingin melihat jawaban Pertanyaan..
Harap melihat komentar dari judul Postingan yang anda tanyakan..
Atau klik link nama anggota tim kami yang anda tanyakan..

Bagi yang ingin membaca lengkap postingan Kami..
Silakan klik saja judul postingan yang anda inginkan..

Terima Kasih...

Killims - Forever (SONG)

Get More Songs & Codes at www.stafaband.info

Senin, 11 Januari 2010

teori trafik

Trafik dapat didefinisikan sebagai perpindahan suatu informasi (pulsa, frekuensi, voice, data) dari suatu tempat ke tempat lain melalui suatu media jaringan komunikasi. Trafik dapat pula diartikan sebagai pemindahan yang diukur dengan waktu (lama dan waktu pemakaian), berdasarkan tipe perangkat yang dipakai dari mana kemana dan lainnya. Volume trafik adalah jumlah waktu dari masing - masing pendudukan pada seluruh saluran telekomunikasi.

dimana:

V = Volume trafik

v = panggilan ke 1,2,3,...n

tv = lama waktu pendudukan panggilan ke v

Dengan cara lain, volume trafik dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah panggilan (n) dengan waktu rata-rata pendudukan (mean holding time) (h).

Intensitas trafik (A) adalah jumlah rata – rata waktu pendudukan per satuan waktu atau volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu pengamatan (t).

Dapat dilihat bahwa intensitas trafik tidak memiliki satuan, sebagai penghargaan kepada Agner Kraup Erlang yang pertama mempelajari teori trafik, maka ditetapkan satuan intensitas trafik dalam Erlang. Dimana pengertian 1 Erlang adalah rata - rata pendudukan saluran secara terus menerus selama satu jam. Istilah intensitas trafik biasa disebut dengan besar trafik. Sebagai gambaran, apabila besar trafik (intensitas trafik) adalah 25 Erlang, artinya: sebuah saluran diduduki secara terus-menerus selama 25 jam, atau 25 buah saluran diduduki secara terus-menerus selama 1jam atau 10 buah saluran diduduki secara terus-menerus selama 2,5 jam dan sebagainya. Dalam telekomunikasi dikenal 3 (tiga) jenis trafik, yaitu:

1. Trafik yang ditawarkan ke sistem jaringan (offered traffic)

Offered traffic (Ao) adalah trafik yang dapat diolah seandainya kapasitas sistem (jumlah kanal) tidak terbatas. Offered traffic merupakan angka teoritis, tidak dapat diukur tetapi dapat diestimasi dari nilai carried traffic. Offered traffic menunjukkan beban trafik yang harus dilayani (belum tentu semuanya dapat dilayani) oleh sistem.

2. Trafik yang dimuat dalam sistem (carried traffic)

Carried traffic (Ac) adalah intensitas trafik rata - rata yang dapat diolah (menduduki) sejumlah resources di dalam selang waktu t. Carried traffic dapat didefinisikan juga sebagai waktu pendudukan total (total holding time) dari sejumlah panggilan per satuan waktu. Carried traffic adalah intensitas trafik yang dapat diukur.

3. Trafik yang ditolak oleh sistem (rejected traffic)

Rejected traffic (Ar) merupakan selisih antara offered traffic dengan carried traffic. Rejected traffic dapat dikurangi dengan menaikkan kapasitas sistem. Relasi antara carried traffic (Ac), offered traffic (Ao), dan loss traffic (Ar) adalah sebagai berikut: Ao = Ac + Ar.

filter gelombang mikro

Filter merupakan rangkaian yang meloloskan sinyal pada lebar pita frekuensi tertentu dan meredam sinyal pada frekuensi yang tidak dinginkan. Berdasarkan daerah frekuensi yang dilewatkan, filter dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: LPF ( Low Pass Filter ), HPF ( High Pass Filter ), BPF ( Band Pass Filter ) dan BSF / BRF ( Band Stop Filter/ Band Reject Filter )

Suatu filter ideal mempunyai nol rugi-rugi penyisipan (insertion loss) dan group delay yang relatif konstan pada passband, dan redaman yang sangat besar pada stopband. Secara praktis, perancangan sebuah filter sangat menyimpang dari kondisi ideal. Yang terbaik yang dapat terpenuhi adalah untuk mendapatkan sebuah filter yang dapat bekerja dengan cukup baik pada frekuensi yang dibutuhkan. Dalam merancang sebuah filter, persamaan yang dipakai dalam perancangan filter jenis lain pada umumnya menggunakan parameter prototipe LPF (Low Pass Filter), kemudian disintesis dengan pemetaan ke jenis filter yang dirancang dan berberapa parameter yang harus diperhatikan, yaitu: Bandwidth , Frekuensi dan atenuasi pada stop band, Impedansi masukan dan keluaran, Return Loss, Insertion Loss dan Group delay

TIPE FILTER GELOMBANG MIKRO

Pada dasarnya filter dapat dibuat sesuai dengan komponen yang digunakan, dalam hal ini berdasarkan komponen yang digunakan filter dapat digolongkan kedalam 2 jenis yaitu menggunakan komponen diskrit dan komponen terdistribusi.

Filter dengan menggunakan komponen – komponen diskrit biasanya tersusun atas komponen reaktif R ( resistor), L ( Induktor), C (Kapasitor) atau biasa disebut filter pasif dan komponen R,C penguat / Operational Amplifier ( filter aktif).

TERDISTRIBUSI

Filter dengan menggunakan komponen – komponen terdistribusi tersusun atas componen yang berasal dari komponen L,C,R terdistribusi (saluran transmisi). Dalam hal ini beberapa contoh saluran transmisi diantaranya saluran strip, mikrostrip, waveguide, coaxial dan jenis saluran transmisi yang lain.

teori optimasi

Optimasi dilakukan karena ada beberapa alasan yaitu :

· Perubahan lingkungan operasi jaringan: gedung baru, jalan baru, dan tumbuh-tumbuhan baru.

· Perubahan struktur jaringan: Perubahan dalam distribusi BTS dan kapasitas sistem.

· User untuk layanan data dan suara meningkat, sehingga kemampuan jaringan yang ada dapat memburuk.

· Setiap mendapat keluhan dari pelanggan.

· Optimasi perlu dilakukan secara periode.

a. Drop Call

Drop Call adalah pelepasan kanal trafik oleh MS ataupun BTS yang tidak dikehendaki oleh pengguna. Dengan kata lain, drop call merupakan proses pelepasan yang tidak normal. Call Drop Rate adalah suatu parameter perbandingan antara jumlah panggilan yang drop call dengan jumlah seluruh panggilan yang sukses. Itu merupakan salah satu indikator yang penting untuk mengevaluasi sistem CDMA. Analisis drop call berguna untuk mengetahui prinsip dasar drop call serta penyebab drop call. Dan juga untuk membedakan penyebab dari drop call agar dapat memberikan saran-saran untuk mengoptimasi permasalahan tersebut.

b. Prinsip Drop Call

· Hubungan pensinyalan putaran tertutup (closed loop signaling link) S dan MS membutuhkan hubungan pensinyalan putaran tertutup selama panggilan atau jika tidak, akan terjadi drop. Protokol menegaskan beberapa prinsip yang menyebabkan hubungan terputus secara tidak wajar.

· Prinsip drop call di sisi MS

Frame yang buruk pada MS (MS Bad Frames) Apabila MS menerima frame yang buruk selama N2m secara berurutan pada kanal trafik forward, maka itu akan dapat melumpuhkan hubungan. Kemudian, apabila MS menerima frame yang bagus selama N3m secara berurutan, maka MS haruslah dapat melakukan hubungan kembali sebelum terjadi drop call. (N2m = 12, N3m = 2)

Waktu Fade pada MS (MS Fade Timer)

Fade timer haruslah menset kembali untuk T5m detik ketika frameyang bagus selama N3m secara berurutan diterima pada kanal trafikforward. Apabila waktu telah melebihi, maka hubungan MS akan lumpuh dan menganggap MS kehilangan kanal trafik forward. (T5m = 5 detik,N3m = 2)

Tidak ada acknowledgement pada MS (MS no acknowledgement)

Ketika MS tidak menerima acknowledgement dari BS setelah mengirim message, dimana dibutuhkan acknowledgement pada kanal trafik reverse. Hal tersebut akan transmit kembali pada N1m kali. Apabila tidak menerima acknowledgement apapun dalam T1m maka panggilanakan drop. (T1m = 0.4 detik, N1m = 3)

· Prinsip drop call di sisi BS (Base Station)

Frame yang buruk pada BS (BS bad frames)

BS akan menghimpun frame reverse yang bagus dan yang buruk pada board SVM. SDM melepaskan frame reverse yang buruk pada saat frame reverse yang buruk telah mencapai Tair Link Quality Count ×100.

Tidak ada acknowledgement pada BS (BS no acknowledgement) Sama halnya dengan tidak ada acknowledgement pada MS, setelah mentransmisikan message kanal trafik forward BS dimana membutuhkan acknowledgement tanpa ada jawaban dalam waktu 200 mili detik,kemudian apabila tetap tidak ada acknowledgement yang diterima BS untuk ke-9 kalinya maka akan terjadi drop call.

c. contoh kerja pada drop call

1 Contoh Kasus 1

User komplain bahwa selama BTS baru dibuka terdapat banyak drop call.BTS memiliki 3 sektor menggunakan antenna sole-Polarized. Diketahui bahwa cangkupan forward dalam kondisi bagus, tapi daya transmit (Tx) handset tinggi dan dapat dilihat FFER tiba-tiba meningkat sebelum drop call. Hal ini berarti tidak seimbangnya hubungan forward dan reverse, dan kemungkinan hubungan reversenya buruk. Periksa parameter OMC, parameter hubungan sudah benar, lakukanlah frequency-sweep untuk menghilangkan interferensi, pada dasarnya masalahterletak pada demodulasi hubungan arah reverse.

2 Contoh Kasus 2

Drop call banyak bermunculan di dekat rumah sakit, dari hasil tes drive memperlihatkan cangkupan dalam kondisi bagus tapi di jalan kecil. Di sana tiba tiba terdapat FER yang tinggi dan drop call. PN 372 dari BTS A sektor 3 merupakan pilot utama sebelum terjadi dropcall. Handset terus mencari jaringan kembali menuju BTS B, sektor 3, PN 412. Iniberarti terdapat masalah handoff antara BTS A dengan BTS B. Periksa konfigurasi neighbor list, ditemukan bahwa ternyata BTS A dan BTS B bertetanggaan satusama lain. Tapi dalam neighbor list PN 372, PN 412 merupakan yang terakhir.Drop call terjadi di wilayah yang terdapat banyak sinyal pilot. Ketikahandset berbicara, neighbor list menyusun pilot tersebut berjumlah hingga 20neighbor.

d. Prosedur Optimasi Jaringan CDMA

1. Persyaratan analisis

· Memperoleh kebutuhan informasi tentang coverageJangkauan spesifik area optimasi, jangkauan area utama coveragekhususnya daerah informasi dengan kebutuhan data dan suara. Kebutuhanlayanan data dapat berbeda dalam area yang berbeda dan kebutuhan

khusus dapat diperoleh dari operator.

· Memperoleh konfigurasi parameter di setiap site

Contohnya latitude dan longitude, model site, tinggi antenna, orientasisektor, sudut down tilt, nodel antenna dan panjang feeder.

· Memperoleh setting parameter sistem

Termasuk parameter yang berhubungan dengan layanan data, sepertisetting parameter PCF dan PDSN, skema konfigurasi dari jaringan IPaddresses.

· Memperoleh permasalahan jaringan yang tersedia

· Mengkonfirmasi kriteria penerimaan proyek.

· Mengkonfirmasi konfigurasi parameter tes

Seperti batas waktu, kriteria lokasi tes dan rutenya, kebutuhan dalamsetting model panggilan, dan penekanan pada kebutuhan operator dalampenerimaan proyek.


2. Pemilihan prosedur

Analisis dan Optimasi Jaringan CDMA 2000 1x Berdasarkan Parameter KPI OMC BSS

Studi Kasus Operator Indosat Starone BandungMenentukan prosedur praktis berdasarkan pada kebutuhan laporananalisis dan informasi lainnya.


3. Rencana kerja

Membuat rencana kerja berdasarkan prosedur yang telah ditentukan.


4. Memeriksa parameter-parameter wireless

Tujuannya adalah untuk memastikan konfigurasi parameter wirelesspada OMC sudah benar. Hal-hal yang perlu diperiksa :

· Parameter BSC dan cell, khususnya parameter cell

· Parameter yang berhubungan dengan layanan data dan suara

· Ditekankan pada PN offset, ukuran search window, radius cell, ukuranaccess channel search window dan lain-lain.

· Memeriksa parameter wireless dapat dilakukan dengan memeriksapada site tunggal.


5. Memeriksa site tunggal

Bertujuan untuk menjamin semua BTS agar bekerja secara normal, sertamemperiapkan untuk tes optimasi selanjutnya. Hal-hal yang perlu diperiksa :

· Koneksi antenna dan kabel feeder, serta ukuran sudut antenna

· Tes flow panggilan termasuk membuat panggilan, paging call,mengakhiri panggilan, handoff (termasuk softer handoff) dan lain-lain,mengamati pengujian kuat sinyal Tx dan Rx dari handset selama tesberlangsung

· Cek sistem yang sedang berjalan, pastikan tidak ada alarm yangabnormal pada OMC seperti alarm VSWR, alarm power rendah danlain-lain.


6. Tes kalibrasi

· Tes kalibrasi bearer kendaraan

· Tes kalibrasi antenna pada kendaraan

· Tes average penetration loss dari kendaraan

· Tes penetration loss dari gedung


7. Evaluasi pra-optimasi

Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dan memberi nilai agar dapatmengetahui perbedaan antara sebelum optimasi dengan setelah optimasi. Halhalyang perlu dites untuk mengevaluasi suatu jaringan sebelum optimasiantara lain cangkupan dari layanan voice, rasio call completion, rasio dropcall, rasio keberhasilan handoff, delay panggilan, kualitas suara, rasio callcomplation dari layanan data, kecepata rata-rata forward/inverse dan delayaktivasi.

8. Optimasi kluster

Bertujuan untuk mengetahui dan memecahkan permasalahan jaringanyang ada dalam kluster yang berbeda, melakukan partisi suatu jaringan utamaberguna untuk optimasi dan memecahkan permasalahan kembali di setiappartisi. Mempartisi keseluruhan jaringan menjadi kluster-kluster dan biasanyasatu kluster tidak lebih dari 19 BTS.

Hal-hal yang perlu di analisis yaitu :

· Analisis cangkupan link forward dan reverse.

· Analisis cangkupan sinyal pilot

· Analisis polusi sinyal pilot

· Analisis ratio soft handoff

· Analisis daya transmit (Tx) bersebelahan

· Analisis FER link forward dan reverse

· Analisis rasio drop call

· Analisis rasio keberhasilan paging

· Analisis waktu akses

9. Optimasi keseluruhan jaringan

· Tes indicator performansi jaringan wireless

· Analisis hasil tes

· Mencari solusi permasalahan yang sesuai untuk keseluruhan jaringan

· Menilai performansi keseluruhan jaringan setelah optimasi

10. Penerimaan Proyek

Berdasarkan perjanjian kontrak diperlukannya tes penerimaan untukmembenarkan indicator performansi jaringan. Rute tes dan metode harusditentukan berdasarkan kontrak atau perjanjian yang telah didiskusikan padaAnalisis dan Optimasi Jaringan CDMA 2000 1x Berdasarkan Parameter KPI OMC BSSStudi Kasus Operator Indosat Starone Bandung

tahap analisis persyaratan. Biasanya pihak pelanggan ataupun operatormeminta untuk terlibat dalam pengetesan.

11. Pengarsipan data

Data yang berhubungan dengan optimasi jaringan sebaiknya diarsipkansetelah penerimaan proyek.

e. Metode Pengetesan

1. Tes Drive

· Jangkauan rute tes haruslah sesuai yang direncanakan.

· Jangan menyelidiki kembali jalan yang sudah dilalui selama test driveberlangsung.

· Melewati kluster yang berbeda pada area cangkupan.

· Melewati seluruh cangkupan area yang sudah ditentukan.

· Pertahankan pada kecepatan yang sama (30-50 km/jam).

· Drive test sebaiknya dilakukan pada saat jam sibuk.

2. Pengumpulan data dari OMC BSS

· Laporan sebaiknya berisikan hasil KPI yang didapat sesuai pada target KPI

masing-masing.

· Apabila ada beberapa KPI yang tidak mencapai target maka perusahaan

yang menangani optimasi harus dapat mengklarifikasikan hal tersebut

secara rinci.

· Urutan perubahan parameter OMC harus dicantumkan.

power combiner

Power divider/combiner merupakan komponen pasif mikrowave yang digunakan untuk membagi atau menggabung daya, karena baik port input maupun port outputnya match, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.1. Dengan kata lain, power divider berfungsi sebagai reciprocal passive device, yang dapat digunakan sebagai power combiner. Dalam membagi daya, sebuah input sinyal dibagi oleh power divider/combiner menjadi dua atau lebih sinyal dengan daya yang lebih kecil.

Struktur Divider/Combiner

Jumlah perangkat yang digabung untuk tipe struktur combiner/divider ini adalah biner. Ini berarti bahwa perangkat yang dipakai harus sama dengan 2N. Tipe ini disebut juga tree/corporate structure.

Wilkinson Power Combiner / Divider

Wilkinson power divider berfungsi membagi sinyal masukan menjadi beberapa sinyal keluaran dengan fasa yang sama. Prinsip utamanya adalah menyediakan isolasi tinggi antar output, dengan membatasi efek dari refleksi sinyal, karena lossless reciprocal, three-port network tidak mempunyai port-port yang secara simultan match. Wilkinson menambahkan sebuah resistor untuk mengupayakan port output match dan secara penuh mengisolasi port 2 dari port 3 pada frekuensi tengah (fc). Keuntungannya adalah resistor tidak menimbulkan resistive loss pada power divider/combiner, sehingga idealnya Wilkinson divider memiliki efisiensi 100%.

Jenis power divider ini memiliki empat bagian yang berbeda yaitu sebagai berikut:

1. Input port

2. Quarter-wave transformers

3. Isolation resistors

4. Output ports

Adapun daya yang dibagi sama besar, maka power divider dapat dikatakan power splitter.

Pada bagian ini dijelaskan bagaimana Wilkinson power divider bekerja sebagai pembagi daya. Ketika sebuah sinyal input masuk port 1, dibagi kedalam sinyal keluaran yang memiliki amplitudo dan fasa sama pada port 2 dan 3. Karena tiap ujung ada resistor isolasi antara port 2 dan 3, sehingga tidak ada arus yang mengalir sepanjangnya. Terminasi pada dua port keluaran paralel terhadap input, sehingga harus ditransformasikan menjadi 2Z0 pada masing-masing port input untuk dikombinasikan ke Z0. Transformer λ/4 digunakan dalam rangkaian ini untuk memudahkan kita dalam memahami kondisi match, tanpa quarter-wave transformer, impedansi yang menggabungkan dua keluaran pada port 1 menjadi Z0/2. Impedansi karakteristik saluran quarter-wave harus sama dengan sehingga masukan menjadi match ketika port 2 dan 3 diterminasi Z0.
Salah satu parameter dalam power divider/combiner adalah insertion loss (mendekati 0.2 dB) dan isolasi resistor (s), yang pada umumnya daya rendah antar port keluaran. Sayangnya, pada power divider/combiner, jika terjadi mismatch pada salah satu saluran port output, daya pantul akan terbagi dua dan memisah melalui resistor 100 Ω dan saluran transmisi, sebagian menuju port input dan sebagian lainnya menuju port output yang lain. Sinyal pantul yang menuju port input akan dikembalikan ke dua bagian port output. Sebuah Two-way power divider/combiner ideal, satu sinyal input akan menghasilkan dua sinyal output dengan isolasinya tidak terbatas pada tiap port atau dua sinyal input akan menghasilkan satu sinyal output, sehingga pembagian daya input terhadap output terjadi tanpa mengalami kebocoran sinyal yang tidak dikehendaki antar port. Akan tetapi kenyataannya, isolasi dibatasi oleh jenis-jenis nilai komponen, toleransi manufaktur dan faktor lainnya. Isolasi tinggi merupakan ukuran kualitas tinggi dari power divider/combiner, secara spesifik idealnya >20dB. Seperti insertion loss dan nilai isolasi power divider/combiner akan berbeda berdasarkan frekuensi, dan nilainya akan menurun ketika frekuensi dinaikkan.

Perhitungan Impedansi Rangkaian Power Combiner / Divider Wilkinson

Hal pertama yang dilakukan adalah membuat rangkaian pada gambar 2.6a. menjadi simetris.dengan kesimetrisan ini nantinya akan dibuat mode even (genap) dan odd (ganjil) yang masing-masing dapat digunakan untuk menentukan besar dari impedansi saluran transformer λ/4 dan resistor internal.

Pada mode even, besar Vg1 = Vg2 = V. Sehingga V1 = V2 yang berarti tidak ada arus yang mengalir melalui resistor r/2. Sehingga kita dapat memisah rangkaian dengan open circuit menggantikan keduanya. Dari rangkaian di bawah terlihat dapat ditentukan besar dari impedansi saluran transformer 4/λ yang digunakan dengan melihat Zin pada port 2, dimana 2Tin0ZZ=2Z. Agar penyaluran daya maksimal maka harus dibuat match yaitu Zin = Z 0 sehingga didapatkan ZT = Z02

Pada mode Odd, besar Vg1 = -Vg2. Sehingga V1 = -V2, hal ini mengakibatkan tegangan bernilai null di tengah-tengah rangkaian. Sehingga dapat diganti dengan grounding. Jika dilihat dari titik 2 agar terjadi kondisi match, maka Zin dibuat sama dengan Z0. Pada ttik 1 terlihat saluran transformer λ/4 terhubung ke ground yang berarti pula ujung saluran transformer λ/4 adalah short circuit. Maka besar impedansi di ujung lain dari saluran transformer λ/4 adalah ∞ atau dapat dianggap sebagai open circuit. Dari analisa tersebut didapat Zin = r/2 = Z0.Dari hasil terakhir tersebut didapat besar resistansi internal yang digunakan adalah : r = 2Z0

steganografi pada video

Frame-frame gambar dimanfaatkan untuk steganografi pada AVI full frames ini. Lebih tepatnya data disisipkan pada frame. Berikut ini langkah-langkah menerapkan teknik steganografi pada video:

1. Dari Video, diambil frame gambarnya

2. frame-frame gambar disusun memanjang ke bawah dari frame satu sampe frame akhir

(seolah-olah menjadi satu image).

3. hitung E(l) dengan l(c) adalah ukuran dari frame-frame yang telah disusun pada langkah 2.

4. data disisipkan pada image yang diperoleh pada langkah 2 dengan menggunakan

metoda SSB-4

5. setelah data sisipkan maka frame-frame yang disatukan pada langkah 2 dikembalikan

lagi menjadi blok-blok frame.

6. blok-blok frame di kembalikan ke video

Penilaian Kualitas Video Steganografi

Video yang sudah disisipi dengan data rahasia pastilah tidak sama dengan video aslinya dan mengalami penurunan kualitas. Di sini akan diperhitungkan tingkat perubahan yang terjadi dan seberapa besar kerusakan (error) yang ditimbulkan. Dan salah satu syarat steganografi adalah transparansi, yang artinya kualitas citra antara yang sudah disisipi dan yang asli harus tidak jauh berbeda. Untuk menentukan dan menilai apakah objek stego itu mampu menyembunyikan pesan yang dikandungnya sehingga transparan atau tidak, ada beberapa kriteria yang dipakai, yaitu : kriteria obyektif dan kriteria subyektif.

Kriteria Obyektif

Penilaian kriteris ini didasarkan pada perhitungan matematis dengan menggunakan beberapa parameter seperti dibawah ini :

1. Mean Square Error (RMSE)

Mean Square Error adalah parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kesalahan pada citra-stego.

2. Peak Signal to Noise Ratio (PSNR)

Peak Signal to Noise Ratio adalah nilai yang menyatakan tingkat noise atas citra yang telah disisipi pesan.

Kriteria Subyektif

Kriteria ini ditentukan berdasarkan hasil pengamatan mata manusia. Penilaian didasarkan atas karakteristik pengamatan manusia (Human Visual System).

PERTANYAAN PRESENTASI WAJANBOLIC:

PERTANYAAN PRESENTASI WAJANBOLIC:

1. Q: Apakah besar kecilnya wajan berpengaruh? (Nofriyanto 41408010024)
A: Iya, semakin besar diameter wajan akan semakin memperkuat penerimaan sinyal,biasanya wajan yang digunakan berdiameter 36".

2.Q:Kerugian Wajanbolic? (Acong 41407010008)
A:terbilang mahal; jarang ditemukan (ada di BEC & Mangga 2); sering terjadi Power Loss (USB sering sulit di detect); USB Adapter memerlukan arus tinggi dari Port USB & transfer data kabel UTP + kabel USB biasa lambat; perlu penyambungan kabel dari kabel USB ke UTP; persentase keberhasilan 50%; terkadang perlunya menset usb 2.0 menjadi usb 1.0 untuk sinkronisasi.

3.Q:Jaringannya asalnya darimana? (Popay elektro 2007)
A:Dengan menggunakan wajanbolic sebenarnya jaringannya bisa dibilang kita menyedot di jaringan sekitar kita, karena penggunaan wajanbolic adalah diarahnkan ke pemancar internet yang ada di dekat kita.

4.Q:Penanggulangan terhadap cuaca? (Yohanes P.U 41408010003)
A:tergantung penempata, apabila kita menempatkannya diatas kita harus siap dengan resiko wajanbolic tersambar petir, dan untuk USB pemancarnya harus dilindungi dengan pipa pralon 3 inch.

5.Q:Bagaimana dengan biaya pembuatan? (Ahmad Muzzany 41408010015)
A:Wajan bolic merupakan teknologi murah, umumnya menghabiskan biaya sekitar 200ribuan.

H.264 MPEG-4 Part 10 (Video Codec)

Tujuan pengembangan H.264/AVC adalah untuk membuat suatu standar video digital yang dapat menghasilkan kualitas video yang baik pada bitrate yang lebih kecil di bandingkan dengan standar video digital sebelumnya (MPEG-2 / 3 – 15 Mbps, H.263, maupun MPEG-4 part-2) tanpa harus melakukan perubahan yang kompleks dan dapat diimplementasikan dengan biaya yang murah. Tujuan lain dari pengembangan H.264 adalah dapat di gunakan dalam berbagai macam aplikasi seperti video broadcast, DVB strorage, RTP/IP packet networks, dan ITU-T multimedia telephony systems. H.264 (MPEG-4 part 10) atau lebih di kenal dengan Advance Video Coding (AVC) merupakan sebuah codec video digital yang memiliki keunggulan dalam rasio kompresi (tingkat kompresi yang tinggi) dengan memanfaatkan metoda blok transformasi adaptif yang efektif. H.264 di kembangkan oleh ITU-T video coding expert group (VCEG) bersama-sama dengan ISO/IEC moving picture expert group (MPEG) yang dinamakan joint video team (JVC).


Struktur Video


Struktur video H.264 serupa dengan MPEG-4 karena struktur tersebut di kembangkan berdasarkan MPEG-4, H.264 memiliki beberapa bagian yaitu GOP, slice, macroblock dan block. Hanya saja terdapat beberapa perbedaan yang merupakan penyempurnaan dari MPEG-4 yang salah satunya adalah ukuran blok yang lebih kecil yaitu 4×4.


Berikut pengertian dari istilah kata-kata di atas:


1. Video sequence, diawali dengan sequnce header, berisi satu group gambar atau lebih, diakhiri dengan code end-of-sequence


2. GOP (Group Of Pictures), sebuah header dan rangkaian satu gambar atau lebih.


3. Picture, primary coding unit dari video sequence, merepresentasikan nilai luminance (Y) n2 chrominance (Cb dan Cr)


4. Slice, satu atau lebih macroblock, untuk urutannya dari kiri ke kanan dan atas ke bawah dan ini penting untuk error handling, bila terjadi error maka akan di skip ke slince berikutnya.


5. Macroblock, basic coding unit pada algoritma MPEG 16×16 pixel segment dalam sebuah frame, macroblock terdiri dari 4 luminance, 1 Cr dan 1 Cb.


6. Block, coding unit terkecil pada algoritma MPEG 8×8 pixel, dapat berupa salah satu dari luminance rec chrominance, atau blue chrominance.


Profile dan level


H.264/AVC memiliki tiga profile yaitu:



1. Baseline profile (untuk video conference dan aplikasi wireless). Hanya mendukung I-Picture dan P-Picture (tidak mendukung B-Picture). Mendukung in-loop deblocking filter. 1/4 sample motion-compensation. Mendukung ukuran block sampai dengan 4×4. Mendukung adaptive frame/field. CAVLC (VLC-based entropy coding).


2. Main profile (digunakan untuk layanan broadcast). Mendukung semua fitur baseline-profile kecuali penambahan fitur error resilience. Mendukung B- picture. CABAC (context-adaptive binary arithmetic coding). Mendukung interlaced picture. Menggunakan MB-level pada saat pergantian frame atau field. Prediksi P-picture dan B-picture secara adaptive.



3. Extended Profile (digunakan dalam aplikasi streaming). Mendukung semua fitur baseline-profile. Mendukung B-picture. Mendukung error resilience. Mendukung pergantian frame/field dengan SP/SI.


Setiap level memiliki batas atas nilai dari ukuran gambar (dalam macroblock), rata-rata waktu proses decode (dalam macroblock perdetik), ukuran multipicture buffer, bitrate video, dan ukuran buffer video.


Kompresi intraframe.


Memanfaatkan redundansi spasial yang terdapat dalam satu frame. ada beberapa metode kompresi intraframe yaitu:


1. Sub Sampling. Hal ini merupakan dasar dari kebanyakan kompresi images atau video, metode ini mengupayakan untuk mengurangi jumlah bit untuk merepresentasikan suatu image. Subsampling dapat dilakukan dengan dua cara : Pertama, dengan mengambil piksel-piksel pada baris dan kolom ganjil saja. Kedua, dengan mengambil rata-rata dari sekolompok piksel dan menggunakan nilai tersebut sebagai ganti kelompok piksel. Cara ini lebih kompleks, tetapi menghasilkan kualitas yang lebih baik.


2. Pengurangan Kedalaman Bit. Metode ini dilakukan dengan mengurangi jumlah bit yang digunakan untuk merepresentasikan suatu piksel misalnya dari 16 bit atau piksel diturunkan menjadi 8 bit atau piksel. Dengan konsekuensi akan menurunkan kualitas video dibandingkan video sebelumnya.



3. Transform Coding. Metode yang lain digunakan dalam kompresi intraframe adalah mentransformasikan data dari domain ruang ke dalam domain frekuensi. Cara ini menghasilkan data yang lebih mudah diproses untuk kompresi lebih lanjut. Transformasi yang popular digunakan misalnya Discrete Cosine Transform (DCT )



dan Wavelet. Proses transformasi dan kuantisasi yang bersifat lossy, serta pengkodean yang bersifat lossless. Kemudian dilanjutkan dengan kuantisasi yang mana digunakan untuk memotong hasil transformasi. Proses selanjutnya dalam pengkodean dengan menggunakan Run Legth Encoding (RLE) dan Variabel Length Coding (VLC). Prinsip dasarnya yaitu untuk melakukan proses transformasi dari domain ruang ke domain frekuansi. Dengan menggunakan transformasi ini maka data vital akan terkumpul pada frekuensi DC. Dengan adanya transformasi ini sangatlah menguntungkan untuk kompresi data, karena pada domain frekuensi inilah di peroleh sifat-sifat yang mendukung serangkaian proses selanjutnya. Masukan proses DCT berupa matriks data dua dimensi N x N dan pada proses dekomposisi untuk mentransformasikan kembali data dari domain frekuaensi ke domain ruang menggunakan Inverse Discrite Cosine Trasnsform (IDCT).


4. Kuantisasi. Prinsip dasar dari kuantisasi yaitu bertujuan untuk mengurangi jumlah bit yang diperlukan untuk menyimpan suatu nilai dengan cara membaginya dengan nilai yang ditentukan dalam matrik kuantisasi. H.264 menggunakan skalar kuantisasi. Ada 52 kuantisasi step standar yang digunakan di H264 yang ditandai dengan kuantisasi parameter (QP). Setiap kuantisasi step berhubungan dengan kuantisasi parameter (QP).



5. RLE (Run length encoding) adalah proses serangkaian simbol yang berurutan dikodekan menjadi suatu kode yang yang terdiri dari symbol tersebut dan jumlah perulangannya. Hasil dari proses transformasi yang dikuantisasi cenderung nol untuk frekuensi tinggi. Untuk melakukan RLE secara efektif, keluaran proses kuantisasi tadi dibaca secara linier dari frekuensi rendah sampai tinggi. Cara yang digunakan adalah cara zig-zag dimulai dari koefisien DC (0.0) kemudian koefisien DC (0.1) dan seterusnya.


6. Entropy coding. Proses mengkodekan tiap piksel tertentu yang mempunyai panjang yang berbeda. Teknik algoritmik yang digunakan berbeda antara proses pengkodean satu dengan yang lainya. H.264 menggunakan CABAC (Context-based Adaptive Binary Arithmetic Coding) atau CAVLC (Context Based Adaptive Variable Length Coding).


Kompresi interframe


Kompresi yang mana menggunakan redudansi temporal yang terdapat dalam sekelompok frame yang di antaranya sebagai berikut:



1. Subsamping. Yaitu dengan cara mengurangi laju fame data video. Pengukuran itu dilakukan dengan hanya menggunakan frame tertentu saja.


2. Difference coding. Metode fram ini di bagi menjadi beberapa block yang tidak tumpang tindih, tiap block tersebut di bandingkan dengan block yang bersesuaian pada frame yang sebelumnya, hanya block yang mengalami perubahan signifikan saja yang disimpan.



3. Motion Compensation. Metode ini juga menggunakan pembagian block yang sama, namun block tersebut di bandingkan dengan frame yang sebelumnya, hingga ditemukan block yang paling mirip. Perbedaan lokasi antara block tersebut dengan block yang mirip pada frame yang sebelumnya disebut vektor gerak (motion vector). Metode ini efektif karena hanya vector gerak saja yang disimpan atau ditrasmisikan.


Ogg Theora9


Ogg Theora adalah sebuah codec video sedang dikembangkan oleh Xiph.org Foundation sebagai bagian dari projek Ogg mereka. Dibuat berdasarkan teknologi On2 codec VP3, dan Ogg Theora ditujukan untuk bersaing dengan video MPEG-4 (seperti, XviD dan DivX), RealVideo, Windows Media Video, dan skema kompresi video bitrate-rendah lainnya. Meskipun VP3 merupakan teknologi yang dipatenkan, namun On2 telah memberikan lisensi bebas-royalti untuk paten VP3 untuk seluruh manusia, membuat Ogg Theora dapat digunakan untuk kepentingan publik dan codec turunan-VP3 lainnya untuk tujuan apa pun. Ogg Theora merupakan superset dari VP3, jadi VP3 stream (dengan sedikit modifikasi syntag) bisa dibuat menjadi Ogg Theora stream tanpa recompression (tapi tidak bisa sebaliknya).


Perubahan yang besar dari VP3 ke Ogg Theora yaitu bersifat structural, VP3 seperti codec sekarang kebanyakan, membuat asumsi pasti tentang material yang akan dikompres. Asumsi ini membutuhkan bentuk dari sejumlah tetap nilai numericnya, seperti matrik kuantisasi, yang mengontrol bagaimana sinyal pada komponen dengan frekuensi yang berbeda bisa ditangani, dan tabel token frekuensi, yang mengontrol efisiensi post-transform pada lossless coding. Pada Ogg Theora terdapat pengangkatan dari sisi fleksibilitas intrinsic dari Ogg multimedia framework sehingga memperbolehkan encoder untuk memodifikasi nilai ini dengan tepat pada material tersebut. Pendekatan yang simpel dan sangat kuat telah dibuktikan secara efektif pada Vorbis, dan akan memperbolehkan untuk optimasi encoder dengan cycle yang leih panjang tanpa perlu pate pada sisi client.



Ogg Theora sebenarnya lebih banyak digunakan daripada yang orang tahu, browser Mozilla Firefox dan Opera akan langsung support dengan codec ini, dan Wikipedia menggunakan Ogg Theora untuk semua aplikasi videonya, digunakan karena betul-betul open source. Ogg Theora (dan semua teknologi yang termasuk keluaran oleh Xiph.org) dikeluarkan ke publik dengan lisensi BSD. Ini sepenuhnya gratis untuk penggunan secara komersial maupun non-komersial.
TATA TULIS KARYA ILMIAH © 2008 Template by:
SkinCorner